Jangan Memberi Sambil Berharap Imbalan Lebih Besar
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Sungguh sulit bertindak tanpa pamrih, di tengah kehidupan yang hampir semua lininya dijubeli pamrih
Petuah itu dapat dirumuskan dalam berbagai bentuk kalimat: Jika giliran memberi, jangan berharap imbalan yang lebih besar; Ketika memberi, tidak perlu berharap balasan yang lebih banyak atau lebih baik. Bagi sebagian orang, ungkapan itu dibuat sederhana saja: kalau mau ngasih, ya, ngasih aja. Tidak perlu berpikir imbalannya.
Memang mudah mengucapkan setiap pemberian harus ikhlas. Dan ikhlas bermakna tanpa pamrih. Tapi sungguh sulit bertindak tanpa pamrih, di tengah kehidupan yang hampir semua lininya dijubeli pamrih.
Bahkan seorang orangtua pun ketika berbuat baik kepada putra-putrinya, di sudut hatinya, mungkin terbetik harapan, kelak anaknya menjadi orang sukses yang dapat memberi sesuatu yang lebih banyak dibanding yang telah diberikan kepada anaknya.
Dan memberi itu bisa dalam bentuk materi (uang, barang), bisa juga dalam bentuk jasa bantuan. Dalam defenisi akhlak, sesuatu tindakan yang dilakukan dengan berpikir dulu, itu belum menjadi akhlak.
Ilustrasi: bila ada kebakaran di rumah tetangga, dan saya langsung ikut membantu untuk memadamkan api itu, tanpa berpikir panjang, berarti itulah akhlak. Namun kalau bantuan saya untuk memadamkan kebarakan diawali pamrih – misalnya karena takut apinya menjalar ke rumah saya – maka tindakan perbantuan itu belum dapat dikategorikan sebagai akhlak.
Tapi sekali lagi, sungguh sulit bertindak tanpa pamrih, di tengah pergaulan antar manusia yang hampir semua lininya menuntut pamrih.
Seorang bawahan di tempat kerja, mestinya melakukan tugasnya dengan pertimbangan semata karena karena itu memang tugasnya. Bukan berharap pujian dari atasannya, atau berharap kelak dia akan mendapatkan balasan berupa promosi karir.
Seorang ustadz atau kiai, ketika memberi tausiah atau ceramah, mestinya dilakukan sebagai sebuah tindakan menunaikan amanah pewaris penyampai pesan Rasul. Bukan berharap pujian atau bahkan amplop sekalipun ataupun popularitas. Memang tidak gampang menjadi pewaris Nabi.
Jika di tengah jalan melihat kecelakaan, dan dengan spontan berhenti untuk memberi bantuan kepada yang tertimpa kecelakaan, itulah akhlah karimah. Namun jika berhenti sambil berpikir, Anda juga berharap ada yang membantu, bila suatu ketika giliran Anda yang tertimpa kecelakaan, mungkin perbantuan tetap akan tercatat sebagai amal baik, hanya kualitas pahalanya barangkali tidak maksimal.
Jika ketemu peminta sumbangan atau pengemis di jalanan, dan Anda memberi sambil mengomel, sebaiknya tidak usah menyumbang.
Sebab seorang pemberi tidak berhak lagi mempersoalkan apakah penerima menggunakannya di jalan baik atau buruk. Sebab pemberian adalah garis demarkasi yang memutus hak milik. Artinya, ketika Anda menyumbang 100 ribu kepada orang lain, maka saat pemberian itu, Anda telah memutus atau menyerahkan hak milik Anda terhadap 100 ribu tersebut kepada orang itu. Anda tidak punya hak lagi mengutak-atiknya, termasuk mengomentari soal penggunaannya.
Saya mengasumsikan sungguh sulit bertindak tanpa pamrih bagi seorang kandidat dalam Pilkada, juga tim sukses untuk Paslon tertentu, bahkan untuk rakyat pemilih sekalipun.
Dan tindakan memberi, seperti halnya praktek-praktek keagamaan lainnya, memang perlu dilatih. Tidak ujuk-ujuk seseorang bisa langsung ikhlas.
Judul dan uraian di atas mengacu pada sebuah ayat Quran (Al-Mudatssir, ayat 6): “Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud ) memperoleh (balasan) yang lebih banyak!”. Bagi Sebagian mufassir, ayat yang menggunakan bentuk “kalimat larangan” itu dimaknai sebagai sesuatu yang makruh bahkan haram. Bukan sekedar anjuran.
Kebaikan yang dilakukan semata karena kabaikan sesungguhnya memiliki daya pikat dan daya dorong untuk memicu kebaikan lanjutan yang lebih besar. Begitu pula sebaliknya.
Syarifuddin Abdullah | Selasa, 21 Maret 2017 /23 Jumadil-akhir 1438H.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Filosofi Filsafat
Sabtu, 20 Juli 2024 14:58 WIB
Pertempuran dan Adu Drone di Langit Ukraina
Senin, 13 Februari 2023 05:57 WIBArtikel Terpopuler